Sabtu, 29 Desember 2012

Cara Meningkatkan Produksi Padi Organik



1. Pemilihan Benih Padi Berbasis  Organik Pola HCS

Benih adalah termasuk kunci utama yang menentukan keberhasilan usaha tani. Oleh karena itu perlu dilakukan pemilihan benih bermutu dengan metode cepat dan mudah sebagai berikut:
a. Masukkan air bersih 2 – 10 L ke dalam wadah.
b. Masukkan telur ayam atau itik tanpa dipecah ke dalam air.
c. Masukkan garam dapur berlahan-lahan dan diaduk hingga larut. Hentikan penambahan garam ketika telur tersebut sudah naik ke permukaan air.
d. Masukkan benih ke dalam air larutan bergaram. Benih yang mengambang di permukaan air diambil / tidak digunakan.
e. Ambil benih yang tenggelam dan bersihkan dengan air bersih sampai hilang rasa garamnya. Buang airnya sampai tuntas.
f. Rendam benih dengan PHEFOC selama 15 menit lalu tiriskan sampai kering.
g. Rendam benih dengan Larutan SOT selama 24 jam.
h. Tiriskan/Diperam terlebih dahulu selama satu hari satu malam. Yaitu dikering-anginkan dalam wadah yang dilapisi dengan kertas tissue, Koran, atau daun pisang.

Pemeraman dimaksudkan agar benih tumbuh seragam.
Benih yang baik untuk disemai/ disebar adalah ketika belum tumbuh akar dan sudah terdapat bintik-bintik pada lembaga/ embrio.
Kebutuhan benih padi per hektar : 7-10 Kg benih.(dengan cara konvensional bisa sampai 20 Kg/Ha).

2. Persemaian Padi Berbasis  Organik Pola HCS
a. Lahan persemaian diolah sebagaimana biasa hanya saja ditambah dengan disiraman air yang dicampur SOT. Ukuran 4-8 tutup Bio Organik SOT HCS untuk 15 Liter. Air. Lebih baik jika tanah yang disiram dalam keadaan kering / tidak tergenang air. .
b. Lahan bedengan persemaian sebaiknya diberi pembatas bambu atau kayu.
c. Masa persemaian tidak lebih dari 14 hari.
d. Setelah dicabut dan ditali masukkan ke dalam bak air yang telah dicampur dengan SOT atau ditaruh di atas tanah yang digenangi air yang sudah dicampur dengan SOT agar akar bibit padi terkena air campuran SOT sehingga setelah ditanam tidak mengalami stress atau layu.. Yakni sekali ditanam langsung bisa hidup.

3.   Pengolahan Lahan Padi Berbasis  Organik Pola HCS:
a. Sebelum dibajak, lakukan penyiangan sinar matahari selama 15 hari, agar sinar matahari bekerja mengangkat top soil (lapisan paling subur) pada tanah.
b. Bajak lahan sama dengan yang biasa dilakukan selama ini, lalu semprotkan PHEFOC merata ke permukaan tanah. Biarkan 1 hari lalu di LEP/digenangi air dan biarkan selama 14 hari.
c. Setelah dibrujul pertama / sebelum pengolahan lahan terakhir (sebelum digaru), taburkan BOKASHI. Sehari sebelum tanam siram dengan air campuran SOT sampai merata (menggunakan gembor atau disemprot). Ukuran 7-8 tutup botol Bio Organik dicampurkan dengan 15 liter air.
d. Pada petakan lahan dibuatkan saluran air (got/kanal) dengan jarak 3 meter utamanya tepi kanan – kiri, kedalaman 20 cm - 30 cm untuk memperlancar sirkulasi air.


(1)     Cara buat kompos
Pupuk kandang yang sudah gembur, bekas gergajian kayu selain kayu jati atau sekam padi dan SOT. Pupuk kadang dicampur dengan bekas gergajian kayu (bisa dicampur dengan daun-daunan atau sekam) 1:1 dan disiram dengan air larutan SOT (5-7 tutup botol SOT : 15 – 20 liter air dan tetes 100 cc (1 gelas kecil). Setelah dicampur merata dimasukkan ke dalam wadah yang tertutup rapat (angin tidak bisa masuk) selama 3 hari lalu buka/angin-anginkan sampai kondisi dingin lagi setelah mengalami proses pemanasan. Siap ditebarkan di lahan yang akan ditanami.

Tebarkan pada pagi hari sebelum jam 07.00 wib atau sore hari setelah jam 16.00 wib. 
Jika kotoran yang dipakai berasal dari Ternak yang belum menggunakan POLA HCS, maka kotoran harus di fermentasi dulu dengan PHEFOC selama 24 jam, dan dibutuhkan 2 ton Bokashi untuk 1 hektarnya.

Jika kotoran berasal dari Ternak yang telah menggunakan POLA HCS, maka kebutuhan per hektar hanya 8 kwintal Bokashi.

4.   Penanaman Padi Berbasis  Organik Pola HCS
a. Siapkan  Bibit tanaman padi F1.
b. Rendam dengan PHEFOCselama 15 menit lalu tiriskan sampai kering.
c. Setelah kering, rendam dengan larutan SOT selama 24 jam, tiriskan sampai kering, esoknya siap ditabur ke pembenihan.Setelah usia 14 hari, maka benih telah siap ditanam.
d.  Cara penanaman : akar semai dibenamkan pada tanah hingga kedalaman 1 cm-2 cm dengan posisi perakaran horizontal seperti huruf “L” untuk memperbanyak peranakan, mempercepat pertumbuhan dan perkembangan akar. Dengan ini tenaga tanam perlu ditraining / diajari lebih dulu.
e. Pengaturan jarak tanam: dilakukan dengan pola bujur sangkar dengan jarak tanam 25x25, 30x30, 40x40 (2) Jarak tanam yang efektif adalah 30x30.  Jarak tanaman akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan akar dan peranakan lebih produktif,  lebih meningkat karena persaingan oxygen, energy matahari dan nutrisi semakin berkurang.
5.   Pemupukan Berbasis Organik Pola HCS
1.             Pupuk utama lokal adalah memanfaatkan kompos jerami, pupuk kandang atau pupuk organic lainnya yang sekiranya mudah diperoleh.
2.             Penggunaan pupuk anorganik (Urea, NPK dll) dilakukan seperti biasa hanya saja untuk masa tanam pertama dikurangi 70% dari kebiasaannya, masa tanam ke dua dikurangi 80%, masa tanam ke tiga sampai tanaman ke enam dikurang 90%, dan pada tanaman ke tuju jika kondisi tanah sudah terlihat normal sudah bisa lepas dari pupuk anorganik (pupuk berkmia) 100%.
3.             Penggunan Suplemen Organik Tanam (SOT) selain disiramkan ke lahan seperti di atas juga disemprotkan dengan aturan:
Menggunakan ukuran 3-4 tutup botol HCS Bio Organik dilarutkan dengan 14 liter air.
Penyemprotan pertama ketika tanaman berumur 5 hari setelah tanam dan dilakukan tiga kali penyemprotan dengan jarak waktu 15 hari sekali.
Waktu penyemprotan: Lakukan penyemprotan sore hari di atas jam 16.00 wib atau pagi sebelum jam 07.00 wib.
Arahkan pada sisi bawah daun, karena mulut daun/stomata berada pada sisi bawah daun.
6.    Pengaturan Air
Tanaman padi bukanlah tanaman air, tetapi tanaman yang bertahan hidup dalam kondisi tergenang air. Agar dapat hidup dalam ekosistem basah, padi memerlukan energy yang besar untuk membentuk kantung udara (jaringan aerenchym). 
Hasil penelitian para ahli menunjukkan perkembangan dan pertumbuhan akar pada tanaman padi akan terhambat dengan kondisi penggenangan air. Selama periode tersebut sekitar 70% akar tanaman mengalami degradasi dan kematian. 
Perkembangan dan pertumbuhan tanaman padi paling baik adalah dalam kondisi tanah lembab (aerob) selama fase vegetative. 
Pengaturan tata udara tanah melalui pemberian air (lembab dan basah secara bergantian) akan meningkatkan keaneka-raganman dan peranan biota tanah dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dengan rendemen air 30% sudah sangat ideal.
Oleh karena itu perlu sekali adanya pengaturan pengairan tanaman padi, 
sebagai berikut:
a.   Pada fase vegetatif awal pertahankan tanah dalam kondisi lembab.
b.   Pada umur 1-8 hari setelah tanam (hst) keadaan tanah sebaik-nya lembab supaya tata udara tanah tetap baik.
c.   Menjelang (hari ke 9-10 setelah tanam) air digenang 2-3 cm
d.  Pada umur 19-20 hst pemberian air dilakukan untuk memper-tahankan tanah tetap lembab. Kemudian untuk merangsang pertumbuhan akar biarkan tanah sampai retak-retak (tapi tanaman tetap segar).
e. Pada awal fase pembungaan lakukan penggenangan air sekitar 1-2 cm hingga padi masa susu (sekitar 25 hari sebelum panen).
f.    Pengeringan hingga panen.
g.  Pengendalian Hama Menggunakan Organic PHEFOC

 MENGATASI SEGALA JENIS HAMA TANAMAN / PADI
Untuk mengatasi kemungkinan serangan hama padi (Pestisida, Herbisida, Fungisida, dll,), PT HCS telah  mengembangkan Pengendali Hama Organik yang bisa diandalkan dan telah terbukti sangat ampuh untuk segala jenis hama. Aplikasi yang tepat akan dijelaskan pada saat training. 
PHEFOC mempunyai fungsi sebagai berikut :
· Membasmi wereng, serangga, ulat dan lain-lain.
· Memulihkan tanaman dari serangan SUNDEP
· Membasmi jamur tanaman, pada buah, batang dan daun.
· Membasmi gulma (benih rumput).
· Mempercepat pertumbuhan
· Memaksimalkan proses pembuahan 
PRODUKSI
Produktivitas tanaman padi dengan TP3BO sangat mengagumkan, meningkat sampai di atas 40%. Kenaikan produksi tersebut terjadi karena peningkatan jumlah anakan produktif 30-90 per rumpun, jumlah malai sekitar 40-60/rumpun, panjang malai dan jumlah gabah isi meningkat tajam. Selain itu padinya sudah organik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar